DAFTAR
ISI
COVER..............................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI.....................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................
1
C.
Tujuan
Pembahasan..............................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Agama.................................................................................
2
B.
Latar Belakang
Kebutuhan Manusia Terhadap Agama........................
3
C.
Fungsi Agama
dalam Kehidupan.........................................................
5
D.
Doktrin
Kepercayaan Agama...............................................................
7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan...........................................................................................
10
B.
Saran.....................................................................................................
10
DAFTAR
RUJUKAN......................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti
makhluk-makhluk lainnya, manusia adalah ciptaan Allah. Manusia
mempunyai dua fungsi yaitu individu dan sosial. Dalam fungsinya sebagai makhluk
individu, manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, misalnya
pendidikan, kesehatan, kebahagiaan dan sebagainya, sedangkan secara social
manusia memerankan fungsinya sebagai makhluk sosial yang hidup dan berinteraksi
dengan masyarakat.
Manusia
mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu menjawab segala
pertanyaan yang ada dalam benaknya. Segala keingintahuan itu akan menjadikan
manusia gelisah dan kemudian mencari pelampiasan dengan timbulnya tindakan
irrasionaltas. Munculnya pemujaan terhadap benda-benda merupakan bukti adanya
keingintahuan manusia yang diliputi oleh rasa takut terhadap sesuatu yang tidak
diketahuinya. Rasa takut terhadap sesuatu itu menjadikan manusia beragama
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian
Agama?
2.
Bagaimana Latar
Belakang Kebutuhan Manusia terhadap Agama?
3.
Apa Fungsi Agama
dalam Kehidupan
4.
Doktrin-doktrin
apa sajakah yang Menjadi Kepercayaan Agama?
C. Tujuan Pembahasan
1.
Mengetahui Arti
dari Agama.
2.
Mengetahui Latar
Belakang Kebutuhan Manusia Terhadap Agama.
3.
Mengetahui
Fungsi-fungsi Agama dalam Kehidupan
4.
Mengetahui
Doktrin-doktrin Kepercayaan Agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Agama pada
umumnya ialah:[1]
-
Tata keimanan
atau keyakinan atas adanya sesuatu yang Mutlak di luar manusia.
-
Tata peribadahan
manusia kepada yang dianggapnya mutlak.
-
Tata kaidah yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainya, sesuai dan sejalan
dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud di atas.
Agama dalam
bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan, kekuasaan, atau
kecenderungan. Agama bias juga berasal dari gabungan “a” yang artinya tidak dan
“gama” artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Agama juga merupakam
terjemahan dari bahasa Inggris, “religion” atau religi yang artinya kepercayaan
dan penyembahan Tuhan.[2]
Agama berkaitan
dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaanya
sendiri dan keberadaan alam semesta.
H. Moenawar Chalil, mendefinisikan agama adalah cara
atau adat kebiasaan, peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan
ketuhanan, pembalasan, perhitungan, hari kiamat, nasihat, sedangkan Prof. Dr.
M. Driyarkarsa S.J mendifinisikan agama dengan mengganti istilah agama dengan
religi, religi adalah ikatan atau pengikatan diri.[3]
Dilihat dari aspek duniawinya, atau lebih tepat
dalam kehidupan masyarakat, agama merupakan sumber nilai dan kekuatan
mobilisasi yang sering menimbulkan konflik dalam sejarah umat manusia.
Selanjutnya,
karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan oleh para Ahli, Harun
Nasution mengatakan bahwa agama dapat diberi definisi sebagai berikut:[4]
·
Pengakuan
terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
·
Pengakuan
terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
·
Mengikatkan diri
pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada
di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
·
Kepercayaan pada
suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
·
Suatu sistem
tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.
·
Pengakuan
terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan
gaib.
·
Pemujaan
kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap
kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
·
Ajaran yang
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rosul.
Jadi,
agama adalah suatu kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana
keyakinan tersebut dianggap yang paling benar
B. Latar Belakang Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Secara alamiah,
manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya. Ini dapat
dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai
bencana. Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha,
yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa
manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya. Adapun latar belakang
manusia membutuhkan agama:[5]
1.
Latar belakang
fitrah manusia
Kenyataan
bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan ditegaskan dalam ajaran islam, yakni
bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia.
Setiap
anak yang dilahirkan memiliki potensi beragama, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut menjadi Islam, Kristen, Hindu, maupun Budha.
Bukti
bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi agama yaitu pada manusia
primitif yang tidak pernah mendapat informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka
mempercayai adanya Tuhan, meskipun yang mereka percayai itu terbatas pada
khayalan.
Dalam
diri manusia sudah terdapat potensi beragama, potensi beragama ini memerlukan
pembinaan, pengarahan, dan pengembangan dengan cara mengenalkan agama
kepadanya.
2.
Kelemahan dan
kekurangan manusia
Disamping
manusia memiliki berbagai kesempurnaan manusia juga memiliki kekurangan. Dalam
pandangan al-Qur’an, manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan sempurna,
namun diperoleh pula manusia berpotensi positif dan negatif, sedangkan daya
tarik keburukan lebih kuat dari pada kebaikan.
Sifat-sifat
keburukan yang ada pada manusia antara lain sombong, inkar, iri, dan lain
sebagainya, Karena itu manusia dituntut untuk menjaga kesuciaannya, hal yang
dapat dilakukan untuk menjaga kesuciannya dengan cara mendekatkan diri pada
Tuhan dengan bimbingan agama dan disinilah letak kebutuhan manusia terhadap
agama.
3.
Tantangan
Manusia
Manusia
dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang dating
dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu
dan bisikan setan, sedangkan tantangan dari luar berupa rekayasa dan
upaya-upaya yang dilakukan manusia dengan sengaja ingin memalingkan manusia
dari Tuhan.
Upaya
mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat
menjalankan agama. Jadi upaya mengagamakan masyarakat menjadi sangat penting,
agar masyarakat mampu menghadapi tantangan baik dari luar maupun dari dalam.
C. Fungsi Agama dalam Kehidupan
Manusia adalah mahluk yang memiliki rasa keagamaan,
kemampuan untuk memahami dan mengamalkan nilai agama. Tugas
manusia didunia yaitu ibadah dan mengabdi kepadanya.
Fungsi agama yaitu sebagai pustaka kebenaran, dimana
agama diibaratkan sebagai suatu gedung perpustakaan kebenaran.[6]
Agama dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil suatu keputusan antara yang
benar dan yang salah.
Peranan sosial agama bagi masyarakat berarti peran
agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota
beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu
mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari
sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok
keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.[7]
Manusia menyelesaikan tantangan-tantangan hidup dengan menggunakan agama,
karena manusia percaya dengan keyakinan yang kuat bahwa agama memiliki
kesanggupan dalam menolong manusia.
Fungsi agama dalam kehidupan antara lain:[8]
·
Fungsi Edukatif
Agama
memberikan bimbingan dan pengajaaran tentang boleh tidaknya suatu perbuatan,
cara beribah, dll dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris).
·
Fungsi Penyelamatan
Agama membantu manusia untuk
mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan
berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya
dapat memperoleh apa yang ia inginkan.
·
Fungsi Pengawasan Sosial
Agama mengamankan dan melestarikan
kaidah-kaidah moral (yang dianggap baik) dari serbuan destruktif dari agama
baru dan dari system hokum Negara modern.
·
Fungsi Memupuk Persaudaraan
Kesatuan persaudaraan atas dasar
se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan
hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya
dilibatkan.
·
Fungsi Transformatif
Mengubah bentuk kehidupan baru atau
mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih
bermanfaat.
Selain fungsi diatas, agama juga
memiliki fungsi antara lain:[9]
·
Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
·
Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia
dengan manusia.
·
Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
·
Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
·
Pedoman perasaan keyakinan
·
Pedoman keberadaan
·
Pengungkapan estetika (keindahan)
·
Pedoman rekreasi dan hiburan
·
Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu
agama.
D. Doktrin Kepercayaan Agama
Doktrin
adalah ajaran tentang asas-asas suatu aliran politik, keagamaan, pendirian
segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu
pengetahuan.[10]
Istilah Doktrin berkaitan dengan suatu kebenaran dan ajaran. Keduanya tidak
dapat dipisahkan sebab menegaskan tentang kebenaran melalui ajaran, sedangkan
yang diajarkan biasanya dengan kebenaran. Dengan demikian, doktrin berisi
tentang ajaran kebenaran yang sudah tentu memiliki “balutan” filosofis.[11] Doktrin
banyak ditemukan dalam banyak agama seperti Kristen
dan Islam,
di mana doktrin dianggap sebagai prinsip utama yang harus dijunjung oleh semua
umat agama tersebut.
Dalam
konteks doktrin, agama selalu menjadi akidah, yakni sebagai suatu kepercayaan
kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual
kepada-Nya. Sebagai suatu akidah, agama memiliki prinsip - prinsip kebenaran
yang dituangkan dalam bentuk doktrin.
Adapun
doktrin didalam agama antara lain:
Ø
Doktrin utama
dalam agama Yahudi:[12]
·
Percaya kepada
Allah pencipta langit bumi dan seluruh alam semesta, dan dia adalah Allah yang
kekal.
·
Percaya bahwa
Musa adalah nabi yang menerima hokum Allah dan diutus untuk melayani umat
Allah, bangsa Israel, yang disebut kaum Yahudi.
·
Percaya dan
menantikan datangnya Mesias yang akan menyatakan kerajaan Allah, dan bahwa Dia
pasti akan dating pada waktunya.
Ø
Doktrin utama
dalam agama Budha:[13]
·
Tentang realita
penderitaan, bahwa di dalam hidup manusia tidak dapat menghindari realita
penderitaan.
·
Tentang penyebab
adanya penderitaan.
·
Tentang cara
manusia dapat mengakhiri penderitaan hidup di dunia ini adalah meniadakan,
membebaskan diri dari semua keinginan, hasrat dan perasaan yang ada dalam diri
manusia.
·
Tentang jalan
kelepasan dari penderitaan setelah memadamkan hasrat diri dan keinginan tersebut,
manusia melangkah ke dalam perjalanan menuju nirwana.
Ø
Doktrin utama
dalam agama Khonghucu:[14]
·
Pemujaan
terhadap arwah para leluhur.
·
Kesalehan
seorang anak terhadap orang tuanya.
Ø
Doktrin utama
dalam agama Islam:[15]
·
Iman dan
kewajiban
Menjadi pemeluk
Islam, haruslah sungguh-sungguh tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dengan
menyatakan imannya hanya kepada Allah yang Maha Esa dan melakukan
hokum-hukumNya.
·
Shari’a
Hukum Islam
berasal dari Allah, yang merupakan bagian utama dalam kehidupan umat Islam,
dimana didalamnya mengatur hubungan manusia baik dengan sesame manusia maupun
Tuhan.
·
Rukun Iman
Iman kepada
Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Rosul, Hari akhir, Takdir Allah
·
Rukun Islam
Shahadat,
Sholat, Zakat, Puasa, dan Haji
[1] Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat Dan Agama, (Surabaya: PT.
Bina Ilmu, 1982), hal.172
[2] Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), hal. 12
[3] Ibid., hal. 39
[4] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta:
Gama Media, 2005), hal.13
[5] Ibid., hal.16
[6] Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat .........., hal. 142
[8] Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius,
2006), hal. 38
[10]
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 211
[11]
Adeng Mucthar Ghazali, Agama dan Keberagaman dalam Konteks Perbandingan Agama, (Bandung:
Pustaka Setia, 2004), hal. 51
[12]
Magdalena Pranata Santoso, Filsafat Agama, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), hal. 39
[13] Ibid., hal.44
siiiip...
BalasHapusbermanfaat bingitzzz
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapusBAB IV Mana nie
BalasHapusmantapjiwa ah haha
BalasHapus